1. PERCAYA DIRI
Orang yang dapat menyelamatkan diri tidak
terjebak pada perangkap ketakutan yang mematikan, yaitu ketakutan yang tidak
termobilisasi atau penyangkalan terhadap ketakutan. Banyak orang yang
seharusnya selamat dalam tragedi World Trade Center pada tanggal 11 September
2001 tewas, karena mereka hanya diam dengan patuh untuk menunggu pertolongan
dan bukan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan banyak diantara
mereka yang dikuasai rasa panik. Panik disini tidak selalu berarti berlari
kesana-kemari dengan menjerit-jerit, namun bisa berarti diam dengan tidak
melakukan apapun . Para penyelidik kecelakaan pesawat sering menemukan bahwa
para penumpang ternyata ditemukan mati dengan keadaan masih terikat erat di
tempat duduk mereka. Orang yang dapat menyelamatkan diri sebaliknya menyadari
keadaan mereka, “Saya benar-benar dalam keadaan yang membahayakan diri saya dan
saya akan berusaha untuk menyelamatkan diri saya.”
Dalam lima menit pertama sejak kecelakaan
terjadi, sang korban dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran yang penting. Presepsi
dan fungsi kognitif seseorang yang dapat menyelamatkan diri berada dalam
tingkat yang tinggi saat ia menghadapi bahaya. Dengan dipacu oleh ancaman atas
nyawanya, seseorang yang dapat menyelamatkan diri mengetahui keadaan sekitar
mereka sampai ke hal-hal yang terkecil, selain itu merekapun meyakini naluri
mereka. Joe Simpson, seorang pemanjat tebing dari Inggris yang baru saja
menjejakkan kaki di gunung berketinggian 21.000 kaki di negara Peru, terjatuh
dan mengalami patah kaki. Hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah mungkin
dia hanya keseleo. Tetapi beberapa saat kemudian dia berkata pada dirinya
sendiri,”Kakiku patah, aku akan mati.” Orang yang dapat menyelamatkan dirinya
tidak menyangkal kebenaran. Hanya dengan menyadari luka yang dia alami, Simpson
mampu untuk menjalani tantangan yang mengerikan di hadapannya.
2. TETAP TENANG
Dalam keadaan yang kritis, orang yang dapat
menyelamatkan diri tidak dikuasai oleh rasa takut tapi mereka akan memanfaatkan
rasa takut tersebut. Rasa takut yang mereka rasakan seringkali berubah menjadi
rasa marah yang akan memotivasi mereka dan membuat mereka dapat berpikir dengan
cerdik. Aron Ralston, seorang pemanjat gunung yang harus memotong tangannya
untuk melepaskan diri dari batu besar yang telah menjepitnya di sebuah lembah
celah di Utah, semula menjadi panik dan membantingkan tubuhnya ke batu yang
telah menjepit tangannya. Tapi dia segera berhenti melakukan hal tersebut dan
menarik nafas panjang untuk kemudian memperhatikan pilihan-pilihan yang dia
miliki. Dia menghabiskan waktu hingga lima hari untuk dapat meyakinkan dirinya
untuk menentukan apa yang harus dia lakukan untuk dapat menyelamatkan dirinya.
Seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya sangat mneyadari bahwa mereka harus
tetap tenang. Mereka harus berusaha menghindar dari emosi ingin memberontak
yang terlalu meluap-luap.
Dan dengan
menghadapi keadaan genting, mereka juga dapat mengatasi penderitaan yang mereka
rasakan dengan baik. Dalam buku In Touching The Void, Joe Simpson mengungkapkan
penderitaan yang dia hadapi di Peru. Dia menulis bahwa dia dapat menyesuaikan
diri dengan rasa sakit terus menerus yang dia rasakan yang disebabkan oleh
kakinya yang terluka dan patah yang menjadi penghalang baginya untuk dapat
menuruni gunung tersebut. James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak
jatuh di Vietnam dan menghabiskan waktu delapan tahun di Hanoi Hilton, julukan
bagi camp penjaranya, yakin bahwa dengan membiasakan diri dengan rasa sakit
adalah alat yang paling penting bagi orang yang dapat menyelamatkan dirinya,
Anda harus mengalami rasa sakit. Tidak boleh ada kata tidak.
3. BERPIKIR,
MENGANALISA, MERENCANAKAN
Orang yang harus menyelamatkan diri dalam
jangka panjang dengan cepat akan mengorganisir, menentukan rutinitas yang harus
mereka lakukan dan menetapkan disiplin. Dalam kelompok orang-orang yang sedang
menyelamatkan diri, akan muncul seorang pemimpin. Seorang yang menyelamatkan
diri seorang diri seringkali mengisahkan bahwa mereka mendengar sebuah suara
yang mengendalikan situasi mereka. Sementara fenomena mendengar suara dapat
mengindikasikan turunnya kondisi mental di dalam kedaan tertentu, hal tersebut
juga mudah dijelaskan dalam dua fungsi otak : emosi dan akal. Dalam kasus-kasus
tertentu dengan bahaya yang sangat fatal, emosi seringkali mengambil alih. Tapi
seorang yang dapat menyelamatkan diri mengesampingkan emosi dan membiarkan akal
yang bekerja dan mereka membuat diri mereka menjadi dua pribadi yang berbeda
dimana mereka akan melaksanakan ide yang menurut mereka masuk akal.
Steve Callahan,
seorang pelaut dan pembuat kapal, sedang dalam pelayaran tunggal di samudera
Atlantik di tahun 1982 saat kapalnya tiba-tiba mengalami masalah dan mulai
tenggelam. Terombang ambing selama 76 hari di atas sebuah sekoci seluas lima
kaki, dia melakukan pelayaran penyelamatan dirinya dengan dipimpin oleh seorang
kapten yang memberi perintah kepadanya dan menjaganya di saat dia sangat
membutuhkan air minum. Bahkan saat dia ingin memberontak. Kaptennya dengan
rutin melatih kru tersebut. Sehingga dalam kendali yang sangat ketat ini dia
mampu menyingkirkan pikiran bahwa situasinya tidak mempunyai harapan. Dia harus
terombang-ambing sejauh 1800 mil di dataran Karibia dan mengambil
langkah-langkah pertama yang harus dilakukan dengan pikiran yang jernih dalam
mencapai penyelamatan dirinya, juga menganalisa situasinya dan memformulasikan
perencanaan yang akan dia jalani.
4. MENGAMBIL
TINDAKAN
Orang yang menyelamatkan diri mau mengambil
resiko untuk menyelamatkan diri mereka dan orang lainnya. Namun mereka pun
berani dan menyadari apa yang akan mereka lakukan. Callahan tidak mengerti
mengapa kapalnya yang kecil tiba-tiba dipenuhi dengan air, mungkin terbentur
oleh ikan paus. Tapi saat kapal tersebut mulai tenggelam dia tidak hanya diam
memandang kapalnya dengan rasa tidak percaya. Dengan mempertaruhkan nyawanya
untuk menyelamatkan diri, dia masuk ke dalam kabin yang gelap dan telah
dipenuhi air untuk dapat mengambil barang-barangnya yang berharga. Dia muncul
kembali dengan membawa “tas alat-alat darurat” berisi survival gear dan
sleeping bag nya yang basah, dimana jika tanpa alat-alat tersebut dia tidak
dapat menyelamatkan dirinya.
Lauren Elder,
adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan pesawat di dataran
tinggi Sierra, California. Terdampar di puncak dengan ketinggian 12.000 kaki,
dengan satu lengan yang patah, dia dapat melihat lembah Saint Joaquin di
bawahnya, tapi dia terpisah oleh alam liar yang luas dan tebing es yang
menyeramkan.
Dengan hanya mengenakan rok panjang, sebuah
kemeja, dan sepatu boot dengan hak setinggi dua inci, dia merangkak “dengan
kedua tangan dan kakinya” seperti yang dia katakan kemudian, “menjaga
keseimbangan di antara lempengan es, meninju dengan tangan dan kakinya.”
Dia harus memanjat
tebing selama 36 jam, suatu hal yang tampak mustahil baginya. Namun Elder hanya
memikirkan batu yang didepannya selangkah demi selangkah. Orang yang dapat
menyelamatkan dirinya dapat memecahkan apa yang mereka lakukan setahap demi
setahap sesuai dengan apa yang dapat mereka lakukan.
Merekapun terobsesi untuk dapat melakukannya
dengan baik (Elder selalu menguji terlebih dahulu setiap pijakan yang akan dia
lewati sebelum dia melangkah maju dan sering mengambil waktu untuk
beristirahat. Orang yang dapat menyelamatkan diri berusaha hanya membuat
sedikit kekeliruan. Mereka hanya melakukan apa yang sesuai dengan kekuatan
mereka dalam waktu tertentu dari jam ke jam dari waktu ke waktu.
5. RAYAKAN
KEBERHASILAN ANDA
Orang yang dapat menyelamatkan diri akan
mendapatkan sukacita yang luar biasa dengan pencapaian yang mereka raih,
sekecil apapun itu. Hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari rasa putus asa
yang mematikan dan menjaga mereka untuk terus termotivasi. Sukacita juga
melepaskan diri mereka dari stuasi yang mengancam yang tidak dapat dilukiskan
dengan kata-kata. Elder berkata bahwa saat telah berhasil menuruni lereng es
pertama, dia memandang ke atas lereng tersebut dan hampir tidak percaya atas
apa yang telah dia lakukan, dia berkata pada dirinya sendiri, “Lihat apa yang
telah kamu lakukan.” Saya berseru keras hingga terdengar hingga ke lereng di
bawah saya. Bahkan dengan lengannya yang patah, Elder merasakan rasa senang
yang luar biasa menjadi teman setianya dalam perjalanannya untuk menyelamatkan
dirinya. Hitunglah apa yang kamu miliki, kamu masih tetap hidup.
6. JADILAH ORANG
YANG MENYELAMATKAN BUKAN MENJADI KORBAN
Orang yang menyelamatkan diri selalu melakukan
hal yang sama bagi orang lain, bahkan jika orang tersebut berada ratusan mil
jauhnya. Saat penulis Antone de Saint Exupery terdampar di gurun Libya setelah
pesawat ekspedisinya mengalami kerusakan mesin, dia memikirkan apa yang akan
terjadi dengan istrinya jika dia menyerah dan tidak kembali.
Yossi Ghinsberg seorang pendaki gunung
kebangsaan Israel, tersesat di hutan Bolivia lebih dari dua minggu setelah
terpisah dengan teman-temannya. Dia berhalusinasi bahwa dia ditemani seorang
wanita cantik yang selalu menemaninya setiap malam dalam perjalanannya. Apapun
yang dia lakukan, dia lakukan bagi wanita tersebut.
7. MENIKMATI
PERJALANAN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Nampaknya hal ini bertolak belakang dengan
keadaan yang ada, namun dalam situasi yang paling sulitpun, orang yang dapat
menyelamatkan dirinya menemukan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang
dapat dia lakukan. Penyelamatan diri dapat berarti penantian yang membosankan
menjadi sesuatu yang menyenangkan. Elder tertawa terbahak-bahak saat dia
menyadari betapa dia takut bahwa seseorang akan melihat ke dalam roknya saat
dia memanjat tebing. Bahkan saat kapal Callahan tenggelam, dia hanya berhenti
tertawa saat dia harus menyelipkan pisau di mulutnya saat harus menaiki rakit
seperti seorang bajak laut.
Uji coba yang
dilakukan dengan bermain dalam kedaan yang genting juga akan menghasilkan
penemuan dan penemuan akan menghasilkan teknik atau strategi yang baru yang
akan menyelamatkan anda. Saat melewati tebing yang hampir vertikal di Peru, Joe
simpson menciptakan irama saat dia mengayunkan kapaknya, menjatuhkan tangannya
yang lain ke atas permukaan es dan lalu melakukan lompatan yang mengerikan
dengan kakinya yang masih sehat. “Saya dengan cermat terus mengulang pola irama
tersebut,” tulisnya, “Saya mulai merasa terlepas dari keadaan di sekeliling
saya.”
Menyanyi,
membayangkan permainan, mengingat puisi, menghitung dan mencoba menemukan
solusi matematika yang sulit, akan membuang rasa jenuh karena menunggu dan akan
membuat situasi jadi lebih menyenangkan, bahkan saat ada rasa takut yang
mengancamnya. Di dalam penjaranya, James Stockdale menulis, “Orang yang
melewati tragedi seperti ini dengan banyak puisi yang dapat diingat adalah
orang yang mempunyai karunia.”
Orang yang dapat menyelamatkan diri mengatur
masa kritis yang dia alami hampir seperti seorang olahragawan dengan olahraga
yang dia tekuni. Mereka terikat pada jimat-jimat. Mereka menemukan hal yang
hanya dirasakan oleh seorang yang ahli, “zona” dimana emosi dan akal saling
seimbang untuk menghasilkan satu tindakan yang dapat berubah-rubah.
8. MELIHAT
KEINDAHAN
Orang yang menyelamatkan diri terpesona dengan
keajaiban dunia mereka, khususnya saat menghadapi bahaya kematian. Ungkapan
kekaguman akan keindahan, perasaan terpesona, membuka kesadaran akan keadaan di
sekitar mereka (saat anda terpesona oleh sesuatu yang indah, pupil mata anda
akan membesar). Debbie Kiley dan empat orang lainnya terombang ambing di lautan
Atlantik, setelah kapal mereka tenggelam dalam badai pada tahun 1982. Mereka
tidak mempunyai persediaan makanan, tidak mempunyai air minum dan dapat saja
mati. Dua orang diantara mereka meminum air laut dan mulai menjadi gila. Ketika
salah seorang dari mereka melompat dari papan ke laut, segera dia dimakan oleh
ikan hiu di bawah papan mereka. Kiley merasa jika dia memandang terus ke laut,
maka diapun dapat menjadi gila, maka dia berkata pada dirinya sendiri, “Lihat
ke langit, disana tampak sangat indah.”
Saat pesawat Saint Exupery terjatuh di gurun,
dia menyadari bahwa dia dalam bahaya, namun dia berkata dalam hati : “Disini
kita berada, akan mati, namun kematian tidak dapat dibandingkan dengan
kenikmatan yang saya rasakan. Sukacita yang saya dapat dari setengah buah jeruk
yang saya genggam adalah sukacita yang terbesar yang pernah saya rasakan.”
9. MENYERAHKAN DIRI
Ya, anda pasti akan mati. Dalam kenyataanya,
anda akan mati, semua orang akan mati walaupun mungkin tidak harus hari ini. Di
hari ketiga saat dia terjepit di dalam jurang, Ralston telah kehabisan makanan
dan air minum dan dia tahu bahwa dia akan mati jika dia tidak dapat melepaskan
dirinya. Namun hal tersebut membawanya menjadi tenang bukan menjadi merasa
menderita. “Saya menerima kematian dengan rasa damai,” katanya. Dalam berbagai
cara, fase perjalanan penyelamatan bersama berhubungan dengan tahap-tahap
kematian dijelaskan dalam buku yang terkenal On Death and Dying (Dalam
Menghadapi Kematian) ditulis oleh Elizabeth Kublerloss adalah penyangkalan,
kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Hanya dengan menerima kematian,
banyak orang yang menyelamatkan diri mengatakan bahwa mereka mampu untuk
berjuang dan bertahan hidup. Salah seorang psikolog dalam hal penyelamatan diri
menyebutkan “Menyerahkan tanpa menyerah. Penyelamatan diri dilakukan oleh orang
yang menyerahkan diri.”
10. YAKIN BAHWA
ANDA AKAN BERHASIL
Dalam perjalanan tahap selanjutnya, orang yang
menyelamatkan diri mendapat semangat dari keyakinan bahwa dia akan selamat.
“Selama dua hari berakhir pada saat saya terjepit di jurang,” kenang Aron
Ralston, “Saya merasa sebuah energi yang sangat meningkat memasuki diri saya
walaupun waktu itu saya telah kehabisan makanan dan minuman.” Segera setelah
itu, dia menemukan kekuatan untuk memotong tangannya yang telah mati. Elder
juga menemukan kekuatan ketika waktu terus berjalan : “Saat itu seolah-olah
saya telah mendapatkan energi yang tidak ada batasnya.”
11. LAKUKAN APAPUN
YANG PERLU DILAKUKAN
Elder memanjat dan menuruni tebing es dan batu
karang tanpa alat-alat dan pengalaman. Simpson menyeret kakinya yang patah
sejauh bermil-mil untuk kembali ke posnya. Ralston memotong tangannya sendiri
untuk membebaskan dirinya. Orang yang menyelamatkan diri memiliki apa yang
disebut para psikolog sebagai pengetahuan-meta: Mereka mengetahui kemampuan
mereka, dan tidak merendahkan atau melebih-lebihkannya. Mereka yakin bahwa
segala seuatu adalah mungkin dan karena itu mereka harus bertindak.
Mereka seringkali
mengucapkan sebuah mantera untuk menolong mereka, saat Yossie Ghinsberg hilang
di hutan Bolivia, ia menuliskan,”Ketika saya putus asa, saya membisikkan
mantera di telinga saya “Lelaki sedang beraksi, lelaki sedang beraksi,” saya
tidak tahu darimana saya mendapatkan kata-kata tersebut? saya ulangi terus
kata-kata tersebut : “Seorang lelaki yang beraksi dapat melakukan apapun yang
harus dia lakukan dengan tidak takut dan khawatir.”
12. TIDAK PERNAH
MENYERAH
Saat kantung oksigen Apollo 13 meledak dalam
perjalanannya ke bulan pada tahun 1970, tampaknya kru yang ada dalam pesawat
itu berada di ambang kematian. Komandan James Lovell memutuskan untuk terus
menyampaikan semua data ke pusat kendali bahkan jika pesawat tersebut terbakar
dalam perjalanan pulang. Callahan, Elder, Ghinsberg, Kiley, Ralston, Saint
Exupery, Simpson, Stockdale “semuanya sama-sama menentukan dan mengetahui
kebenaran akhir ini ” jika kamu tetap hidup, masih ada yang dapat kamu lakukan.
Orang yang
menyelamatkan diri tidak mudah dilemahkan oleh kemunduran. Saat mereka merasa
bimbang, mereka akan mendorong diri mereka untuk melakukan sebuah proses dari
awal kembali. Mereka menjaga diri mereka untuk tetap bersemangat dengan
mengembangkan sebuah alternatif yang diciptakan dari daya ingatan yang kaya,
dimana mereka dapat menyelamatkan diri. Mereka melihat kesempatan dalam
kesengsaraan. Dalam keadaan yang buruk, orang yang dapat menyelamatkan diri
dapat belajar dan menyukai uji coba yang mereka alami. Elder mengatakan, “Saya
tidak akan menjual perjalanan yang saya alami dengan apapun. Bahkan
kadang-kadang saya merindukannya. Saya merindukan kejelasan dalam mengetahui
dengan tepat apa yang harus saya lakukan selanjutnya.”
Mereka yang dapat
menyelamatkan diri dari bahaya dunia ini, baik itu dalam permainan, bisnis
ataupun perang, melalui penyakit atau tragedi akan melakukannya melalui suatu
perubahan. Tetapi hal tersebut tidak muncul begitu saja saat dibutuhkan. Hal
tersebut muncul dari pengalaman seumur hidup, sikap dan tindakan yang kita
lakukan yang membentuk kepribadian seseorang, pusat dimana kekuatan yang
dibutuhkan bersumber. Pengalaman penyelamatan diri adalah anugerah yang tidak
dapat dibandingkan, dan akan menunjukkan siapa sebenarnya anda.
(sumber :
eigeradventure.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar